Minggu, 31 Januari 2016

SYURA SETIAP AHAD DI AL KHOIRIYYAH

Dalam rangka meningkatkan di dalam mengurus Masjid, DKM menyelenggarakan Syura(Musyawarah) mingguan ba'da Ashar. Untuk hari ini 31 Januari 2016 sekaligus mendengarkan penyampaian pengurus TPA dan TPQ Al Khoiriyah. Kepala TPQ menyampaikan bahwa TPQ sudah berusia 9 Tahun. Insya Allah akan mengadakan Khataman , uji publik santri, pada tanggal 21 Februari 2016, dan  TPQ Al Khoiriyah sudah mendapatkan piagam dari DEPAG sebagai bukti telah terdaftar di DEPAG.

WALIMATUL KHITAN

Salah satu sikap syukur, ACARA khitanan pengurus DKM, pak Ero Sukoco, RT 3 RW 016. Semoga menjadi generasi beriman dan berakhlak mulia Aamiin

SUMBER AIR MASJID JET PUMP

Alhamdulilah...dalam rangka meningkatkan fasilitas untuk Jamaah yang akan wudlu dan kebersihan Masjid  Al Khoiriyah, hari ini mohon doa restu para Jama'ah agar pengeboran JET Pump lancar dan Berkah. Aamiin

Sabtu, 30 Januari 2016

JAMA'AH SUBUH COMPETITION

RABBANI MASJID COMPETITION 2016

“Kiamat tidak terjadi hingga kaum Muslimin memerangi Yahudi, sampai Yahudi bersembunyi di balik batu dan pohon. Lalu batu dan pohon berbicara, “Hai Muslim, hai hamba Allah, ini Yahudi di belakangku, kemari, bunuhlah dia,” kecuali Gharqad sebab ia (Gharqad) merupakan pohon Yahudi.” (HR Ahmad)

"Batu & Pohon Hanya Akan Berbicara, Membocorkan Tempat Sembunyi Kita, Jika Jamaah Shalat Subuh Umat Islam Sebanyak Jamaah Shalat Jum'at" (Golda Meir, PM Israel ke-4)

Ikuti & Menangkan Lomba Gerakan Nasional Shalat Subuh Berjamaah se-Indonesia.

BERHADIAH UANG PEMBINAAN TOTAL Rp 1.000.000.000 (SATU MILYAR RUPIAH)

SYARAT & KETENTUAN :

1- Masjid yang Memenuhi Kriteria Lomba Adalah Masjid yang dalam Periode Minimal 1 Tahun, Jamaah Shalat Subuhnya Sebanyak Jamaah Shalat Jum'at.

2- Masjid Sudah Biasa/Rutin Dipakai untuk Shalat Jum'at.

3- Mengirimkan Data Lengkap Masjid: Alamat, Foto, Luas Tanah, Luas Bangunan, Jumlah Rata2 Jamaah Shalat Subuh Saat Ini, Nama DKM (FC KTP, email dan No HP).

4- Mengirimkan Foto Kondisi Jamaah Shalat Subuh Sebanyak Jamaah Shalat Jum'at, Satu Bulan 1X

5- Masjid Yang Memenuhi Kriteria Akan Mendapatkan Uang Pembinaan Sebanyak Rp 100.000.000 (Seratus Juta Rupiah).

6- Lomba Ini Berlaku Mulai Tahun 2016 - 2026.

7- Masjid yang Telah Menang dalam Periode 1 Tahun, Tidak Berhak Mengikuti Lomba pada Tahun-Tahun Berikutnya.

8- Lomba Ini Tidak Berlaku di Bulan Ramadhan.

9- Lomba Ini Tidak Berlaku untuk Masjid yang Sudah Sukses (Jamaah Shalat Subuh Sebanyak Shalat Jumat).

10- Hadiah Diberikan Tiap Akhir Bulan Syawal.

11- Mengikuti Seminar Masjid yang Telah Sukses Membuktikan Jamaah Shalat Subuhnya Sebanyak Jamaah Shalat Jum'at

INFORMASI DAN PENDAFTARAN HUBUNGI:
1- SMS/WA/Line/Telegram: 0856-5927-5411
2- gasibu@rabbani.co.id
Info: Seksi Dakwah

Jumat, 29 Januari 2016

4 Golongan yang tidak wajib shalat Jum'at

Shalat Jumat merupakan shalat yang diwajibkan untuk lelaki Muslim yang sudah akil balig. Dalam beberapa hadis yang diriwayatkan seperti dari Abu Dawud dan Ibnu Majah disebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda bagi orang yang meninggalkan shalat Jumat tiga kali berturut-turut maka Allah menutup hatinya.

Meski demikian, ada empat jenis orang Muslim yang tidak diwajibkan untuk melakukan shalat Jumat. Hal ini telah dijelaskan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dawud.

"Shalat Jumat merupakan hak yang wajib atas setiap Muslim (dengan berjamaah), kecuali atas empat orang: hamba sahaya, wanita, anak kecil, dan orang sakit."

Walaupun perawi hadis ini, Thariq bin Syihab, tidak meriwiyatkannya secara langsung dari Nabi tapi dia adalah seorang sahabat, sehinggga apa yang disampaikannya dapat diterima. Apalagi, telah banyak riwayat dari sumber lain yang mendukungnya.

Namun, bagaimana jika ada orang yang diluar empat orang pengecualian tersebut berhalangan atau tidak melakukan shalat Jum'at, maka dia harus menggantinya dengan melakukan shalat Dzuhur dengan empat rakaat.

Sedangkan Jika ada jamaah yang telat datang ke masjid untuk melakukan shalat Jumat, sementara imam telah mengangkat kepala dan dari ruku' pada rakaat kedua, dia harus melanjutkan sendirian dengan melaksanakannya empat rakaat. Inilah yang dinamakan, "Niatnya adalah shalat Jumat, tapi tidak dia laksanakan, dan shalatnya adalah Dzuhur tapi tidak diniatkan.
Sumber: Republika.co.id

Kamis, 28 Januari 2016

Tidak akan masuk surga yang memiliki sombong walau sebiji sawi

Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,

لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ قَالَ رَجُلٌ إِنَّ الرَّجُلَ يُحِبُّ أَنْ يَكُونَ ثَوْبُهُ حَسَنًا وَنَعْلُهُ حَسَنَةً قَالَ إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ

“Tidak akan masuk surga seseorang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan sebesar biji sawi.” Ada seseorang yang bertanya, “Bagaimana dengan seorang yang suka memakai baju dan sandal yang bagus?” Beliau menjawab, “Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan. Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain.“ (HR. Muslim no. 91)

An Nawawi rahimahullah berkata, “Hadist ini berisi larangan dari sifat sombong yaitu menyombongkan diri kepada manusia, merendahkan mereka, serta menolak kebenaran” (Syarah Shahih Muslim Imam Nawawi, II/163, cet. Daar Ibnu Haitsam)

Kesombongan ada dua macam, yaitu sombong terhadap al haq dan sombong terhadap makhluk. Hal ini diterangkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pada hadist di atas dalam sabda beliau, “sombong adalah menolak kebenaran dan suka meremehkan orang lain”. Menolak kebenaran adalah dengan menolak dan berpaling darinya serta tidak mau menerimanya. Sedangkan meremehkan manusia yakni merendahkan dan meremehkan orang lain, memandang orang lain tidak ada apa-apanya dan melihat dirinya lebih dibandingkan orang lain. (Syarh Riyadus Shaalihin, II/301, Syaikh Muhammad bin Shalih al ‘Utsaimin, cet Daar Ibnu Haitsam)

Sombong Terhadap al Haq(Kebenaran)

Sombong terhadap al haq adalah sombong terhadap kebenaran, yakni dengan tidak menerimanya. Setiap orang yang menolak kebenaran maka dia telah sombong disebabkan penolakannya tersebut.  Oleh karena itu wajib bagi setiap hamba untuk menerima kebenaran yang ada dalam Kitabullah dan ajaran para rasul ‘alaihimus salaam.

Orang yang sombong terhadap ajaran rasul secara keseluruhan maka dia telah kafir dan akan kekal di neraka. Ketika datang kebenaran yang dibawa oleh rasul dan dikuatkan  dengan ayat dan burhan, dia bersikap sombong dan hatinya menentang sehingga dia menolak kebenaran tersebut. Hal ini seperti yang Allah terangkan dalam firman-Nya,

إِنَّ الَّذِينَ يُجَادِلُونَ فِي ءَايَاتِ اللهِ بِغَيْرِ سًلْطَانٍ أَتَاهُمْ إِن فِي صُدُورِهِمْ إِلاَّ كِبْرٌ مَّاهُم بِبَالِغِيهِ فَاسْتَعِذْ بِاللهِ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ {56}

“Sesungguhnya orang-orang yang memperdebatkan tentang ayat-ayat Allah tanpa lasan yang sampai pada mereka tidak ada dalam dada mereka melainkan hanyalah (keinginan akan) kesombongan yang mereka sekali-klai tiada akan mencapainya, maka mintalah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dia Maha Mnedengar lagi Maha Melihat” (QS. Ghafir:56)

Rabu, 27 Januari 2016

Islam itu Agama Rahmatan Lil 'aalamiin

Islam merupakan agama yang membawa rahmat dan kesejahteraan bagi semua seluruh alam semesta, termasuk hewan, tumbuhan dan jin, apalagi sesama manusia. Sesuai dengan firman Allah dalam Surat al-Anbiya ayat 107 yang bunyinya,

“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam”.

Islam melarang manusia berlaku semena-mena terhadap makhluk Allah, lihat saja sabda Rasulullah sebagaimana yang terdapat dalam Hadits riwayat al-Imam al-Hakim,

“Siapa yang dengan sewenang-wenang membunuh burung, atau hewan lain yang lebih kecil darinya, maka Allah akan meminta pertanggungjawaban kepadanya”.

Burung tersebut mempunyai hak untuk disembelih dan dimakan, bukan dibunuh dan dilempar. Sungguh begitu indahnya Islam itu bukan? Dengan hewan saja tidak boleh sewenang-wenang, apalagi dengan manusia. Bayangkan jika manusia memahami dan mengamalkan ajaran-ajaran islam, maka akan sungguh indah dan damainya dunia ini.

Islam Adalah Agama Rahmatan Lil ‘Alamin

Umat Islam tentu meyakini misi rahmatan lil ‘alamin, sebab istilah rahmatan lil-’alamin telah dinyatakan oleh Al Qur’an. Istilah rahmatan lil-’alamin dipetik dari salah satu ayat Al Qur’an;

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَالَمِين

“Wa maa arsalnaaka illaa rahmatan lil-’aalamiin (Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam).” (QS Al Anbiya’ : 107).

Dalam ayat itu, “rahmatan lil-’alamin” secara tegas dikaitkan dengan kerasulan Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Artinya, Allah tidaklah menjadikan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sebagai rasul, kecuali karena kerasulan beliau menjadi rahmat bagi semesta alam. Karena rahmat yang diberikan Allah kepada semesta alam ini dikaitkan dengan kerasulan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, maka umat manusia dalam menerima bagian dari rahmat tersebut berbeda-beda. Ada yang menerima rahmat tersebut dengan sempurna, dan ada pula yang menerima rahmat tersebut tidak sempurna.

Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, sahabat Nabi Salallahu ‘Alaihi Wa Sallam, pakar dalam Ilmu Tafsir menyatakan: “Orang yang beriman kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, maka akan memperoleh rahmat Allah dengan sempurna di dunia dan akhirat. Sedangkan orang yang tidak beriman kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, maka tidak akan diselamatkan dari azab yang ditimpakan kepada umat-umat terdahulu ketika masih di dunia seperti dirubah menjadi hewan atau dilemparkan batu dari langit.”

Demikian penafsiran yang dinilai paling kuat oleh Al Hafizh Jalaluddin Al Suyuthi dalam tafsirnya, AlDurr Al Mantsur.

Penafsiran di atas diperkuat dengan hadits shahih yang menegaskan bahwa rahmatan lil-’alamin telah menjadi karakteristik Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam dakwahnya. Ketika sebagian sahabat mengusulkan kepada beliau, agar mendoakan keburukan bagi orang-orang Musyrik, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjawab:

“Aku diutus bukanlah sebagai pembawa kutukan, tetapi aku diutus sebagai pembawa rahmat.” (HR. Muslim).

Penafsiran di atas memberikan gambaran, bahwa karakter rahmatan lil-’alamin memiliki keterkaitan sangat erat dengan kerasulan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Dalam kitab-kitab Tafsir, tidak ditemukan keterkaitan makna rahmatan lil-’alamin dengan sikap toleransi yang berlebih-lebihan dengan komunitas non-Muslim. Ini berangkat dari kenyataan bahwa rahmatan lil-’alamin sangat erat kaitannya dengan kerasulan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, yakni penyampaian ajaran Islam kepada umatnya.

Maka seorang Muslim, dalam menghayati dan menerapkan pesan Islam rahmatan lil-’alamin tidak boleh menghilangkan misi dakwah yang dibawa oleh Islam itu sendiri. Misalnya, memberikan khotbah dalam acara kebaktian agama lain, menjaga keamanan tempat ibadah agama lain dan acara ritual agama lain, atau doa bersama lintas agama dengan dalih “Islam rahmatan lil-’alamin”. Kegiatan-kegiatan semacam itu justru mengaburkan makna rahmatan lil-’alamin yang berkaitan erat dengan misi dakwah Islam.

Sebagaimana dimaklumi, selain sebagai rahmatan lil-’alamin, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam diutus juga bertugas sebagai basyiiran wa nadziiran lil-’aalamiin (pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan kepada seluruh alam).

“Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan (basyiiran wa nadziiran), tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui.” (QS. Saba’ : 28).

Sebagai pengejawantahan dari ayat-ayat ini, seorang Muslim dalam interaksinya dengan orang lain, selain harus menerapkan watak rahmatan lil-’alamin, juga bertanggungjawab menyebarkan misi basyiran wa nadziran lil-’alamin.

Islam tidaklah melarang umatnya berinteraksi dengan komunitas agama lain. Rahmat Allah yang diberikan melalui Islam, tidak mungkin dapat disampaikan kepada umat lain, jika komunikasi dengan mereka tidak berjalan baik.

Karena itu, para ulama fuqaha dari berbagai madzhab membolehkan seorang Muslim memberikan sedekah sunnah kepada non Muslim yang bukan kafir harbi. Demikian pula sebaliknya, seorang Muslim diperbolehkan menerima bantuan dan hadiah yang diberikan oleh non Muslim.

Para ulama fuqaha juga mewajibkan seorang Muslim memberi nafkah kepada istri, orang tua dan anak-anak yang non Muslim.

Di sisi lain, karena seorang Muslim bertanggungjawab menerapkan basyiran wa nadziran lil-’alamin,Islam melarang umatnya berinteraksi dengan non Muslim dalam hal-hal yang dapat menghapus misi dakwah Islam terhadap mereka.

Mayoritas ulama fuqaha tidak memperbolehkan seorang Muslim menjadi pekerja tempat ibadah agama lain, seperti menjadi tukang kayu, pekerja bangunan dan lain sebagainya, karena hal itu termasuk menolong orang lain dalam hal kemaksiatan, ciri khas dan syiar agama mereka yang salah dalam pandangan Islam.

وَتَعَاوَنُواْ عَلَى الْبرِّ وَالتَّقْوَى وَلاَ تَعَاوَنُواْ عَلَى الإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَاتَّقُواْ اللّهَ إِنَّ اللّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ

“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.” (QS. Al Ma’idah : 2).
Sumber: kabarmakkah.com

Selasa, 26 Januari 2016

GUS IPUL: Kepulangan Anggota GAFATAR jadi ladang dakwah NU dan Muhammadiyah

Sebanyak 373 orang anggota Gafatar dewasa beserta 32 anak-anak, tiba dalam dua kloter pesawat di Bandara Juanda dan langsung disambut Wakil Gurbernur Jatim, Saifullah Yusuf, Sabtu (23/1/2016) pagi.
Gus Ipul, demikian sapaannya, mengatakan kepulangan anggota Gafatar ini menjadi ladang dakwah bagi Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah.
"Melihat mata mereka (anggota Gafatar), saya merasa mereka hanya korban doktrin. Ini menjadi kesempatan NU dan Muhammadiyah untuk menyerukan dakwahnya," kata Gus Ipul kepada awak media.
Anggota Gafatar ini langsung diangkut 10 bus menuju Asrama Transito untuk mendapatkan pembinaan.
Gus Ipul optimistis doktrin Gafatar yang sudah ditanamkan bisa pudar setelah mendapat siraman rohani dari ulama NU dan Muhammadiyah Jatim.
"Saya pun juga optimistis, mereka bisa kembali hidup seperti saat sebelum terpengaruh doktrin Gafatar," ujarnya.
Sumber:  SURYA.co.id | SIDOARJO -
TRIBUNNEWS.COM

Senin, 25 Januari 2016

Shalawat itu salah satu syarat doa kita terkabul...

Berikut ini kami akan sebutkan beberapa keutamaan bersholawat kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.

1) Barangsiapa bersholawat kepada Nabi Muhammad satu kali, maka Allah akan bersholawat kepadanya sepuluh kali sholawat.

Hal ini berdasarkan hadits shohih berikut ini:

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda:

مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلَاةً وَاحِدَةً صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ عَشْرًا

“Barangsiapa yang mengucapkan sholawat kepadaku satu kali, maka Allah mengucapkan sholawat kepadanya 10 kali.” (HR. Muslim no. 408)

2) Bersholawat kepada Nabi satu kali akan menghapuskan 10 kesalahan dan meninggikan 10 derajat.

Hal ini berdasarkan hadits shohih berikut ini:

Dari Anas bin Malik Radhiyallaahu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda:

مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلَاةً وَاحِدَةً صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ عَشْرَ صَلَوَاتٍ وَحُطَّتْ عَنْهُ عَشْرُ خَطَيَاتٍ وَرُفِعَتْ لَهُ عَشْرُ دَرَجَاتٍ

“Barangsiapa yang bersholawat kepadaku satu kali, maka Allah bersholawat kepadanya 10 kali shalawat, dihapuskan darinya 10 kesalahan, dan ditinggikan baginya 10 derajat.” (HR. an-Nasa’i, III/50 dan dinyatakan Shohih oleh Syaikh al-Albani).

3) Barangsiapa bersholawat kepada Nabi sepuluh kali di pagi hari dan sepuluh kali di sore hari, maka ia berhak mendapatkan syafa’at Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam pada hari kiamat.

Hal ini berdasarkan hadits shohih berikut ini:

Dari Abu Ad-Darda Radhiyallaahu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda:

مَنْ صَلَّى عَلَيَّ حِينَ يُصْبِحُ عَشْرًا وَحِينَ يُمْسِي عَشْرًا أَدْرَكَتْهُ شَفَاعَتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Barangsiapa yang bersholawat kepadaku di pagi hari 10 kali dan di sore hari 10 kali, maka dia akan mendapatkan syafaatku pada hari kiamat.” (HR. ath-Thabrani dan dinyatakan Basan oleh Syaikh al-Albani dalam kitab Shahihul Jami’).

4) Bersholawat kepada Nabi Muhammad merupakan salah satu sebab terkabulnya doa.

Hal ini berdasarkan hadits shohih berikut ini:

Dari Anas bin Malik Radhiyallaahu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda:

كُلُّ دُعَاءٍ مَحْجُوبٌ حَتَّى يُصَلِّي عَلَى النَّبِيِّ

“Setiap doa tertutup (terhalang dari pengabulannya, pent) hingga ia bershalawat kepada Nabi Shallallaahu ‘alaihi wasallam.” (HR. ad-Dailami dan dinyatakan Hasan oleh Syaikh al-Albani).

Dan juga Berdasarkan hadits Fadholah bin ‘Ubaid Radhiyallaahu ‘anhu, ia berkata, “Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam mendengar seorang laki-laki berdoa dalam shalatnya lalu tidak bershalawat kepada Nabi Shallallaahu ‘alaihi wasallam. Maka beliau bersabda, “Orang ini tergesa-gesa.” Kemudian beliau memanggil dan berkata kepadanya:

إِذَا صَلَّى أَحَدُكُمْ فَلْيَبْدَأْ بِتَحْمِيدِ اللهِ وَالثَّناءِ عَلَيْهِ ثُمَّ لْيَصَلِّ عَلَى النَّبِيِّ ثُمَّ لْيَدْعُ بِمَا شَاءَ

“Apabila salah seorang dari kalian berdoa, maka hendaklah dia memulainya dengan memuji Allah dan mengagungkan-Nya, kemudian bershalawatlah kepada Nabi, lalu berdoa lah dengan apa yang dia kehendaki.” (HR. at-Tirmidzi, Abu Dawud, an-Nasa’i, dan dinyatakan Shohih oleh Syaikh Muqbil bin Hadi Al-Wadi’i dalam al-Jami’ ash-Shahih, II/124).

5) Barangsiapa bersholawat kepada Nabi Muhammad, berarti ia telah melaksanakan perintah Allah ta’ala di dalam firman-Nya:

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kalian untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya”. (QS. Al-Ahzab: 56)

Makna sholawat Allah kepada Nabi dan hamba-Nya ialah pujian dan sanjungan Allah kepadanya di hadapan para malaikat yang mulia yang berada di sisi-Nya. Sedangkan makna sholawat Para malaikat kepada Nabi dan orang-orang yang beriman ialah Doa. Maksudnya para malaikat mendoakan kebaikan dan memohonkan ampunan kepada Allah bagi Nabi shallallahu alai wasallam dan kaum mukminin.

Pertanyaan:
Bagaimanakah cara bersholawat kepada Nabi Muhammad yang benar sehingga kita memperoleh pahala dan keutamaan-keutamaan yang telah disebutkan di atas?

Jawab:
Bismillah. Cara bersholawat kepada Nabi Muhammad yang benar dan sesuai dengan tuntunannya adalah dengan mengucapkan sholawat ibrahimiyyah, yaitu sebagaimana berikut ini:
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ، اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ

Allohumma Sholli ‘Ala Muhammadin Kamaa Shollaita ‘Ala aali Ibroohiima innaka Hamiidun Majiid. Allohumma Baarik ‘Ala Muhammad Kamaa Baaromta ‘Ala aali Ibroohiima innaka Hamiidun Majiid.

Hal ini berdasarkan hadits shohih berikut ini:
Dari Ka’b bin Ujrah Radhiyallaahu ‘anhu. Ia berkata, “Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam keluar menuju kami lalu kami pun berkata, ‘Kami telah mengetahui cara mengucapkan salam kepadamu, lalu bagaimana cara kami bershalawat kepadamu?’ Beliau menjawab, “Ucapkanlah:

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ، اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
Allohumma Sholli ‘Ala Muhammadin Kamaa Shollaita ‘Ala aali Ibroohiima innaka Hamiidun Majiid. Allohumma Baarik ‘Ala Muhammad Kamaa Baaromta ‘Ala aali Ibroohiima innaka Hamiidun Majiid.
(Diriwayatkan oleh imam al-Bukhari no. 3370, dan imam Muslim no. 406).

Atau bisa juga dengan bacaan sholawat yang lebih pendek, yaitu:
صلى الله عليه وسلم. (shallallahu ‘alaihi wasallam), atau dengan membaca ( Allahumma Sholli wa Sallim ‘Ala Nabiyyina Muhammad) atau dengan lafazh lain yang maknanya seperti itu.

Demikianlah beberapa keistimewaan sholawat kepada Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam dan bacaan sholawat yang benar sebagaimana dijelaskan di dalam hadits-hadits yang shohih. Semoga artikel singkat ini menjadi tambahan ilmu yang bermanfaat bagi kia semua. Dan semoga kita mendapatkan syafa’at Nabi Muhammad shallallahualaihi wasallam pada hari kiamat dengan memperbanyak sholawat kepada beliau dan kita semua dikumpulkan Allah bersama beliau dalam satu satu majlis di dalam surga Al-Firdaus yang paling tinggi. Amin ya Robbal Alamiin.

Sabtu, 23 Januari 2016

DI AWAL TAHUN 2016, DKM AL KHOIRIYYAH MENERBITKAN, WEB SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DENGAN JAMA'AH

Masjid Al khoiriyah adalah Masjid yang didirikan oleh swadaya masyarakat RW 016, tepatnya di perumahan Pesona Gading Cibitung.

Masjid ini berada tepatnya di blok E wilayah RW 016 yang didirikan atas swadaya masyarakat yang terdiri dari latar belakang yang komplek, ini merupakan wujud Rahmat Allah sehingga terbangun masjid ini.  Alhamdulillah, dalam rangka untuk sarana komunikasi antara jamaah dan DKM di awal 2016 ini, DKM Al Khoiriyah menerbitkan web media online terkait profil, struktur, program, dokumentasi dll.  Semoga masjid ini menjadi tempat pemersatu umat dan pusat dakwah ummat Islam khusunya bagi warga Pesona Gading pada khusunya dan ummat islam pada umumnya, untuk keselamatan dunia akhirat.  Aamiin